Sherina cinta pertama dan terakir

sebelumnya tak ada yang mampu
mengajakku untuk bertahan
di kala sedih

sebelumnya ku ikat hatiku
hanya untuk aku seorang
sekarang kau di sini hilang rasanya
semua bimbang tangis kesepian

reff:
kau buat aku bertanya
kau buat aku mencari
tentang rasa ini
aku tak mengerti
akankah sama jadinya
bila bukan kamu
lalu senyummu menyadarkanku
kau cinta pertama dan terakhirku

sebelumnya tak mudah bagiku
tertawa sendiri di kehidupan
yang kelam ini

sebelumnya rasanya tak perlu
membagi kisahku saat ada yang mengerti
sekarang kau di sini hilang rasanya
semua bimbang tangis kesepian

repeat reff

bila suatu saat kau harus pergi
jangan paksa aku tuk cari yang lebih baik
karena senyummu menyadarkanku
kaulah cinta pertama dan terakhirku

repeat reff

Read More......

Siang ini surabaya begitu panas. Bisa dibilang lebih panas dari biasanya. Kalau sudah begini, tempat yang paling nyaman adalah ruangan ber-AC, seperti Amira Net yang aku pilih ini. Sudah sejak 15 menit yang lalu aku duduk di depan LCD komputer.
 Yah, aku memang begitu menikmati aktivitas di dunia maya. Namun konsentrasiku buyar, ketika seorang cowok membuka pintu warnet dengan tergesa2. Cowok berkaos hitam dengan grapic api berwarna biru itu sepertinya sedang terburu2. Buktinya setelah bertanya dengan mbak Nia si penjaga Warnet ia langsung menuju Kbu kosong yang berada didepan Kbu ku yang hanya dibatasi oleh sebuah kaca tebal, namun aku tetap bisa melihat lekuk wajahnya. Upss,,,,,sepertinya ia tahu kalau diam2 aku sedang memperhatikannya.
Siang ini surabaya begitu panas. Bisa dibilang lebih panas dari biasanya. Kalau sudah begini, tempat yang paling nyaman adalah ruangan ber-AC, seperti Amira Net yang aku pilih ini. Sudah sejak 15 menit yang lalu aku duduk di depan LCD komputer.
 Yah, aku memang begitu menikmati aktivitas di dunia maya. Namun konsentrasiku buyar, ketika seorang cowok membuka pintu warnet dengan tergesa2. Cowok berkaos hitam dengan grapic api berwarna biru itu sepertinya sedang terburu2. Buktinya setelah bertanya dengan mbak Nia si penjaga Warnet ia langsung menuju Kbu kosong yang berada didepan Kbu ku yang hanya dibatasi oleh sebuah kaca tebal, namun aku tetap bisa melihat lekuk wajahnya. Upss,,,,,sepertinya ia tahu kalau diam2 aku sedang memperhatikannya.
Tangan cowok itu mulai menari diatas tuts keyboard. Dan aku kembali memperhatikannya “secara diam2” tentunya. Cowok itu kira2 umurnya 21 atau 22 tahun dan kalau aku lihat dari caranya berdandan sepertinya ia adalah seorang mahasiswa sungguhan. he..he..he.. tidak seperti aku maksudnya, yang bakal bahagia dan senang kalau dosennya nggak ada(apa aku terkesan seperti anak SMA? oh...entah lah,,,mungkin ). 
beberapa saat kemudian ia menyibak rambutnya yang sedikit berombak. Sedang matanya yang tidak begitu lebar dan tidak begitu sipit, tampak berkonsentrasi pada layar komputer. Akh... aku jadi lupa dengan dunia mayaku. 
“Wah...ternyata nggak ada webcamnya” katanya seorang diri. Kemudian ia memasang earphone dan mencoba berhaahahihihi dengan lawan bicaranya. Tapi sepertinya ada masalah dengan jaringan.
Ia lepaskan earphone itu begitu saja dan memilih chatting. 

em... cowok ini .....

BERSAMBUNG......

Read More......