dari mata hati nenekku

   

hatiku begitu rapuh jika harus kehilanganmu.

namun aku juga tak bisa melihatmu berbaring lemah.

senja itu,aku tahu kau sangat memaksakan diri untuk tersenyum.

aku tahu kau begitu ingin terlihat sempurna, seperti saat ku ajari kau bicara dan tertawa.

tak kusangka, terasa baru kemarin aku menggendongmu dan mendongengimu cerita dulu, baru kemarin aku melepasmu untuk terbang. tapi waktu ini, kau telah setua aku...

jangan kau sembunyikan luka mu nak... 

menangislah bersamaku...

hatiku tersayat dalam dimensimu.

katakan padaku, seberapa sakit dirimu?

janganlah kau tunjukkan kau kuat, berhentilah menunjukkan kepalsuanmu.

aku ingin terus memelukmu, sebagaimana pernah ku lakukan saat kau baru lahir dulu,

kau adalah urat jantungku yang diberikan Tuhan untuk membantu memompa jantungku dan memberinya detak saat aku melihatmu.

aku melihatmu,berbaring dalam kesederhanaan...

kesabaranmu membuat dunianya menjadi berarti...

kaulah dermaga untuknya yang takkan bisa digantikan dengan apapun...

kenapa kau tak pernah mengeluh? padaku? atau pada nya?

katakan padaku, apa yang kau inginkan? pasti akan aku beri. katakanlah!!!

apa selimutmu tak cukup tebal? katakanlah nak...

akan aku kirim selimut loreng kesayanganku untukmu. pastikan tubuhmu hangat nak...


3hari kemudian


aku tak bisa meraba waktu dan mengajaknya bicara.

hari ini telah aku siapkan siapkan selimut untuknya. biar nanti cucuku mengantarkannya.

seandainya aku bisa, aku ingin sekali menemaninya sepanjang waktu sampai ia sedia seperti dulu kala.

ku pandangi selimut tebal berwarna coklat itu. 

telah ku bayangkan betapa gembiranya cintaku menerimanya,

tapi entah kenapa kali ini hati ku begitu sakit, sakit sekali.

gelap ini, aku tak dapat pejamkan mata dan menangkap langit.

aku menggeser tubuhku dalam peraduan hangatku. kucoba pejamkan mata, tapi sia.

aku teringat wajahnya penuh luka,

aku merasakan kesakitannya...

aku tak tahu kenapa, aku merasa urat jantungku tak lagi menari.

perasaan ini sama seperti yang dulu, saat KAU ambil sebelah sayapku,

dan kini aku rasakan lagi.

Mungkinkah KAU telah lakukan hal yang sama kembali?

aku sungguh tak ingin kehilangannya!

tapi aku juga tak ingin melihatnya berlumur derita!


NB:

aku nggak tahu kenapa aku seneng banget ceritain nenek. tapi buat aku nenek emang bener2 orang yang gigih n aku bangga banget punya nenek seperti itu. nenekku itu pekerja keras n keras juga orangnya.

0 komentar: